MANFAAT PUASA DITINJAU
DARI SEGI KESEHATAN
Seperti
yang telah kita ketahui sebelumnya, puasa merupakan salah satu kewajiban bagi
setiap orang mukmin. Menurut istilah hukum Islam, puasa adalah menahan,
berpantang atau mengendalikan diri dari makan, minum dan hal-hal lain yang
dapat membatalkan, mulai dari terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenam
matahari (waktu magrib). Dengan tujuan untuk membentuk manusia bertaqwa kepada Allah SWT.
Puasa Ditinjau Dari
Segi Kesehatan
1. Puasa berfungsi Mengistirahatkan mesin
pencernaan
Makanan
yang dikonsumsi manusia dapat diklasifikasi menjadi 3 (tiga) tingkatan.
Pertama,
tingkatan hajat (makanan yang sesuai dengan kebutuhan), yaitu beberapa suap
makanan sekedar untuk bisa menegakkan tulang punggung.
Kedua,
tingkatan kifayah (ukuran kecukupan), yaitu makanan yang mengisi sepertiga
perut, sedangkan sepertiga untuk minuman dan sepertiga lainnya untuk
pernafasan.
Ketiga,
tingkatan fudlah (makanan yang kelewat batas dan berlebih-lebihan), yaitu
makanan yang mengisi perut lebih dari sepertiganya.
Naluri
manusia cenderung memuaskan nafsunya untuk memakan makanan secara
berlebih-lebihan. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia tempat
penyimpanannya di lambung, lambung ada dalam rongga perut. Paru-paru sebagai
pusat pernafasan ada dalam rongga dada. Rongga perut dan rongga dada letaknya
berdekatan dan berbatas langsung dimana kedua rongga tersebut dipisahkan oleh
suatu sekat tipis disebut Diafragma. Diafragma ini bersifat elastisdan bisa
terdorong ke atas sehingga rongga dada menyempit, akibatnya ruang gerak
paru-paru juga menjadi sempit dan akan mengganggu kelancaran pernafasan.
Lambung
(ventrikulus) yang dalam bahasa Arab disebut Al-Ma’idah dan dalam bahasa
Inggris disebut Stomach merupakan salah satu organ pencernaan yang mempunyai
fungsi sangat vital dalam proses pencernaan manusia. Di dalam lambung manusia
makanan diproses secara fisik dan kimia oleh sel-sel yang ada dalam lambung
yang mempuyai kemampuan dan daya proteksi yang terbatas. Apabila beban kerja
lambung secara kwalitas maupun kwantitas melampaui daya kerja lambung, maka
lambung akan mengalami gangguan (sakit).
Para
ulama muslim dan para pakar kesehatan menyatakan bahwa sumber dari segala
penyakit yang sulit diobati ialah memsukkan makanan di atas makanan. Artinya,
makanan yang satu belum tercerna dengan baik di lambungsudah kemasukan makanan
berikutnya dan seterusnya. Sehingga mesin pencernaan terus bekerjatanpa ada
waktu untuk rehat, reses, rileks dan beristirahat.
Orang
terlalu sering lupa dan mengabaikan bahwa perut adalah organ yang secara
berkala harus mendapat istirahat yang cukup. Dalam keadaan tidak puasa pada
umumnya setiap orang mempunyai jadwal makan tiga kali sehari, antara lain;
makan pagi pukul 07:00, makan siang pukul 14:00, makan malam pukul 20:00.
Dengan kondisi sepert ini, usus tidak mempunyai kesempatan untuk istirahat,
karena sistim pencernaan kita memerlukan waktu kurang lebih delapan jam untuk
memproses makanan untuk dapat dipergunakan tubuh.
2. Puasa Dapat Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Puasa,
Shaum atau Shiyam dinyatakan Rasulullah SAW sebagai Junnah (perisai). Arti yang
bisa diambil dari pernyataan di atas ialah puasa dapat berfungsi sebagai
perisai (penghalang) manusia dari api neraka. Puasa dapat menjadi perisai
(penahan) manusia dari tumbuh dan berkembangnya penyakit hati (psikosomatik)
yang oleh imam Al-Ghazali disebut Amradlul Qulub . Seperti riya, kikir, suka
emosi dan tidak jujur. Puasa berarti pula dapat berfungsi menjadi perisai
(benteng) dari penyakit-penyakit fisik yang menyerang tubuh manusia. Sabda
beliau:
“Puasa
itu perisai”. (H.R Bukhari – Muslim)
Bentuk
perisai yang tumbuh dari aktifitas puasa menurut para pakar kesehatan ialah
bertambahnya sel darah putih dan diblokirnya suplai makanan untuk bakteri,
virus dan sel kanker yang bersarang pada tubuh.
Hal
ini menjadikan orang-orang yang berpuasa memiliki daya tahan dan kekebalan
tubuh meningkat. Karena itu, merek kelihatan lebih sehat dan tidak mudah
terserang penyakitseiring dengan ibadah puasa yang dijalaninya dengan baik.
Menurut
hasil penelitian di Universitas Osaka di Jepang tahun 1930 setelah memasuki
hari ke-7 berpuasa, jumlah sel darah putih dalam darah orang yang berpuasa
meningkat. Penambahan jumlah sel darah putih ini secara otomatis meningkatkan
kekebalan tubuh.
Eksperimen
para peneliti di Amerika terhadap tikus-tikus putih yang tubuhnya diinjeksikan
dengan sel-sel kanker membuktikan bahwa kelompok tikus yang diberi terapi puasa
tidak terkena kanker, sebaliknya kelompok tikus yang tidak diberi terapi puasa
terkena kanker.
Dalam
tubuh manusia terdapat parasit-parasit yang menumpang hidup termasuk menumpang
makan dan minum. Dengan berpuasa berarti menghentikan suplai makanan dan
minuman terhadap kuman-kuman penyakit, bakteri-bakteri, virus dan sel-sel
kanker sehingga tidak bisa bertahan hidup. Kuman-kuman penyakit tersebut akan
mati dan keluar melaui cairan tubuh bersama sel-sel yang sudah mati dan toksin.
Dari
hasil penelitian tersebut tampak jelas adanya pengaruh puasa terhadap kesehatan
jasmani. Selain dari aspek pengobatan yang sangat signifikan ialah aspek
pencegahan dan aspek perlindungan. Sahabat Ali Bin Abu Thalib menceritakan
sabda Rasulullah SAW yang menjamin kesehatan fisik orang-orang yang berpuasa:
“Sesungguhnya
Allah memeritahkan kepada Nabi Bani Israel (dengan firman-Nya), umumkanlah
kepada kaummu bahwa seorang hamba tidak berpuasa sehari demi mendapatkan
keridhaan-Ku semata kecuali Aku akan memberinya kesehatan fisik dan memberinya
pahala yang amat besar”. (H.R Baihaqi)
3. Puasa Sebagai Terapi Kesehatan
Ketaqwaan
seseorang, sebagai bentuk hasil, salah satunya bisa diukur dari kondisi
kesehatannya. Puasa yang baik adalah puasa yang mampu mengubah pola makan
seseorang secara lebih sehat.
Kenapa
taqwa bisa membawa kita pada kondisi lebih sehat? Sebab, orang yang bertaqwa
adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dalam hal makan, minum dan gaya
hidup. Ia sudah terbiasa dengan pengendalian diri selama bulan puasa. Karena
itu menjadi mudah baginya untuk mengendalikan diri pada hari-hari di luar bulan
puasa. Jadi, ada dua hal yang menyebabkan dia menjadi sehat, antara lain;
Yang
pertama, dia telah melakukan puasa dengan
benar selama bulan puasa, sehingga terjadi proses penyehatan dalam
dirinya. Mulai dari proses detoksifikasi (penghancuran dan pengeluaran)
racun-racun yang menumpuk dalam tubuh, peremajaan sel-sel (rejuvenasi) sampai
penyeimbangan kembali sistim kesehatan (stabilisasi).
Yang
kedua, setelah berpuasa itu, ia masih tetap menjaga pola makan dan gaya
hidupnya di luar bulan puasa. Sehingga, badan tetap dalam kondisi terbaik dan
keseimbangan yang baik. Akan menjadi lebih baik, jika di luar bulan puasa ia
juga masih sering berpuasa. Itu akan menjga kestabilan kondisi badannya. Salah
satu hikmah puasa bagi kesehatan fisik ialh fungsi puasa sebagai terapi
penyembuhan penyakit.
4. Puasa Menuju Kesehatan Yang Sempurna
Unutk
membentuk kwalitas seseorang dari iman menjadi taqwa dibutuhkan 3 tahap,
masing-masing sekitar 10 hari. Rasulullah SAW mengatakan bahwa puasa Ramadhan
selama sebulan itu memang dibagi menjadi 3 tahap, yaitu sepuluh hari pertama
berisi rahmat, sepuluh hari kedua berisi maghfirah, sepuluh hari terakhir
berisi nikmat.
Dalam
konteks “penyembuhan” yang kita bahas di depan, ketiga tahap proses yang
dialami secara fisik oleh sel-sel tubuh, yaitu proses detoksifikasi alias
penggelontaran racun-racun yang berasal dari sampah metabolisme yang menumpuk
dalam tubuh, terjadi pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhan. Sepuluh hari
kedua terjadi peremajaan sel-sel yang sudah aus alias rejuvenasi , sepuluh hari
terakhir terjadi proses stabilisasi, dimana tubuh memasuki suatu kondisi yang
mantap karena telah mencapai suatu keseimbangan dan keharmonisan yang membuat
tubuh bebas dari pengaruh negatif proses metbolisme.
Secara
lahiriah, tiga tahapan dalam puasa Ramadhan itu menggambarkan terjadinya proses
penyeimbangan kondisi kesehatan tubuh seseorang. Selain berdampak secara
lahiriah, tahapan puasa bulan Ramadhan itu juga tampak dalam aktifitas yang
bersifat bathiniah. Pada skala bathiniah, tahapan puasa Ramadhan memberikan motivasi yang besar kepada
orang-orang yang sedang menjalani puasa.
Tahapan
itu ada kaitannya dengan sabda Nabi SAW: “Barang siapa yang berpuasa pada bulan
Ramadhan dengan iman dan penuh perhitungan, maka Allah akan mengampuni
dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang”. Sabda Nabi SAW ini
mengarahkan kita agar tidak sembarangan dalam berpuasa. Ada dua hal yang
dipersyaratkan yaitu Imanan dan Ikhtisaban yaitu “memahami” dan selau
“mengevaluasi” pelaksanaannya.
No comments:
Post a Comment