Wednesday, September 27, 2017

FORMAT SURAT KETERANGAN USAHA

KOP SURAT



SURAT KETERANGAN USAHA


Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Desa Panggoi Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe dengan ini menerangkan bahwa :

Nama                           :
Arfina
No. KTP                      : 1173014709760002
Tempat / Tgl. Lahir     : Idi, 07-09-1976
Agama                         : Islam
Pekerjaan                     : Ibu Rumah Tangga
Alamat                        : Dusun C Alue Seribu Gampong Panggoi Kec. Muara Dua

Nama yang tersebut di atas adalah benar penduduk yang berdomisili di Dusun C Alue Seribu Gampong Panggoi Kec. Muara Dua..


Berdasarkan pengamatan kami bahwa nama tersebut di atas adalah benar memiliki usaha Kue di wilayah Gampong Panggoi..

Demikian Surat Keterangan Usaha ini dibuat, Untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..




Dikeluarkan Di   : Lhokseumawe
Pada Tanggal      : 01 Januari 2017

Kepala Desa
Gampong Panggoi Kec. Muara Dua

Tuesday, September 26, 2017

surat keterangan tidak bekerja lagi






SURAT KETERANGAN





Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

                        Nama               : Murtadha

                        Jabatan                        : Editor

Telah bekerja di Percetakan HAYCOM  Cabang Lhokseumawe  terhitung mulai tanggal 02 Juli 2013 dengan posisi jabatan terakhir sebagai Editor.
Terhitung sejak tanggal 18 April 2015, sdr.Murtadha sudah tidak bekerja lagi di perusahaan kami.
Demikian surat keterangan ini kami berikan untuk dapat di pergunakan dengan sebagaimana mestinya


Lhokseumawe,05 Juli 2015
Hormat kami,
Percetakan HAYCOM



Helmi, S.T
Pimpinan Cabang  Haycom


Percetakan Haycom Cabang Lhokseumawe

Jln.Medan – B. Aceh ,Simpang Buloh - Cunda -Lhokseumawe 

Monday, September 25, 2017

Akreditasi Jurusan Ekonomi Pembangunan UNIMAL


Format Surat Pernyataan Hak Asuh

SURAT PERNYATAAN

Dengan surat ini, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Pihak I
Nama                                        : Haycom
Alamat                                      : Jln. H. Nafi No. 97 Desa Meunasah Alue Kecamatan
                                                    Muara Dua Kota Lhokseumawe.
Pekerjaan                                 : Guru
No. Identitas/ KTP                   : 1173015506750002

Yang selanjutnya disebut pihak I, Selaku ibu kandung dari bayi yang saya lahirkan pada tanggal 29 Desember 2012 di Lhokseumawe. Menyatakan dan menyerahkan SEPENUHNYA Hak Asuh dan pendidikan dari bayi yang saya lahirkan tersebut kepada :

Pihak II  
Nama                                       : Gulapa
            Alamat                                     : Jln. H. Nafi No. 97 Desa Meunasah Alue Kecamatan
                                                                Muara Dua Kota Lhokseumawe.
            Pekerjaan                                 : Pensiunan
            No. Identitas/ KTP                   : 1173011308450001

Yang selanjutnya disebut pihak II, Yang selanjutnya berperan sebagai orang tua dari bayi tersebut. Dengan alasan tidak ada biaya untuk membesarkan bayi tersebut maka saya menyerahkan Hak Asuh SEPENUHNYA kepada pihak II TANPA SYARAT dan PEMAKSAAN.
Bersama surat ini saya sertakan fotokopi KTP saya dan para saksi yang menyaksikan penyerahan bayi tersebut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, Semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
  
          Pihak I                                                                                       Pihak II



     ( Haycom )                                                                       ( Gulapa)

         Saksi I                                                                                        Saksi II                       



( Zul Helmi Fahrizal )                                                                  ( Mursyidah )

                                    Gampong Dunia Maya,     September  2017
         Keuchik  Gampong Dunia Maya




                                                           ASTRONOT


Sunday, September 24, 2017

cat komputer PNS 2017

http://www.mediafire.com/file/4sbgwmzfxvldyyt/Simulasi_CAT-BKN.rar

download Simulasi CAT-BKN.rar - 2 MB

Share Simulasi CAT-BKN.rar - 2 MB

Simulasi CAT-BKN.2017rar - 2 MB

Share Simulasi CAT-BKN.rar - 2 MB

Conver Video.exe - 22 MB

Share Conver Video.exe - 22 MB

pdfcrack-0.11.tar.gz - 29 KB

Share pdfcrack-0.11.tar.gz - 29 KB

DEEP FREEZE 7.51.020.4170 FULL SERIAL ....zip - 13 MB

Share DEEP FREEZE 7.51.020.4170 FULL SERIAL ....zip - 13 MB

win7-Realtek Lan Network.zip - 26 MB

Share win7-Realtek Lan Network.zip - 26 MB

win7-Realtek Lan Network.zip - 26 MB

Share win7-Realtek Lan Network.zip - 26 MB

TransTool 10 Paradoks 9.rar - 47 MB

Share TransTool 10 Paradoks 9.rar - 47 MB

adobe photoshoop CS5.rar - 63 MB

Share AP CS5.rar - 63 MB

Ashampoo Burning Studio 18.0.6.29.kuyhAa.rar - 66 MB

Share Ashampoo Burning Studio 18.0.6.29.kuyhAa.rar - 66 MB

Friday, September 22, 2017

LOGO UNIMAL BARU DAN LAMA



BARU





LAMA


Arti Logo Unsyiah

Arti Logo Unsyiah

Tulisan Universitas Syiah Kuala, merupakan dedikasi rakyat Aceh untuk mengenang akan jasa-jasa dan dharma bakti Teungku Syekh Abdur Rauf, yang lebih dikenal dengan panggilan Teungku Syiah Kuala.

Seorang cendikiawan muslim yang dijadikan simbol pendidikan dan keteguhan dalam menggali ilmupengetahuan untuk mencari kebenaran.



Tugu Darussalam, lambang kedamaian dan persatuan, cermin cita-cita proklamasi dan jiwa 17 Agustus 1945.

Kubah, melambangkan ke-Esaan Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai elemen vital dalam kehidupan masyarakat Aceh dan bangsa Indonesia.

Bunga Seleupok, lambang kehormatan dan kesucian cita-cita pendidikan.

Lima lembar daun yang melingkari Logo, mencerminkan dasar negara Republik Indonesia, Pancasila.

sumber : http://www.unsyiah.ac.id/

LOGO UNSYIAH





Thursday, September 21, 2017

HUSNUDZAN DAN SUUDZAN

HUSNUDZAN DAN SUUDZAN

HUSNUDZAN
A. PENGERTIAN HUSNUDZAN
             Husnuzon adalah berbaik sangka. Ini adalah perbuatan yang dituntut dalam Islam kerana perbuatan ini dapat mengelak dari menuduh orang lain berbuat keburukan, yang secara tidak langsung, jika tidak punyai bukti yang kukuh menjadikan kita pemfitnah!
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Kerana pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
[al Isra', 17:36]
             Berbaik sangka juga mempunyai banyak kebaikan dan kelebihannya. Antaranya adalah hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik. Ini kerana, apabila hati bebas dari bersangka buruk terhadap saudara itu, maka yang ada dalam hatinya adalah sangkaan baik-baik belaka, maka sudah pasti hatinya bertambah cinta pada saudaranya itu. Bayangkan jika hati penuh dengan sangka buruk, sudah pasti apabila lihat sahaja muka saudaranya itu, menjadikan timbul benci, geram dan segala dendam, biarpun sangkaannya itu belum terbukti benar, nauzubillah.
             Selain itu, bersangka baik juga dapat membersihkan hati dari titik-titik hitam di hati. Titik hitam ini hanya singgah pada hati yang kotor. Jika hati sudah penuh dengan titik hitam, maka proses pembersihannya juga menjadi sukar. Bukankah mencegah lebih baik dari mengubati. Jadi, marilah kita mencegah perkara-perkara mungkar dari terus berkumpul di hati kita, bukan buruk sangka sahaja, malah segala bentuk kemungkaran.
              Beberapa pesanan Sheikh Abdul Qadir Jailani agar kita sentiasa bersangka baik sesama insan;
1. Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahawa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu;
“Mungkin kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku.”
2. Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu;
“Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.”
3. Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu;
“Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.”
4. Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu;
“Orang ini memperoleh kurnia yang tidak akan kuperolehi, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.”
5. Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu;
“Orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku.”
B. MACAM-MACAM HUSNUDZAN
Contoh perilaku husnuzan :
1)      Husnuzan terhadap Allah SWT
·         Syukur
·         Ibadah
·         Dzikir
·         Berdoa
·         Tawadu
·         Tawakal
2)      Husnuzan terhadap Diri Sendiri
·         Percaya Diri
·         Gigih
·         Sabar
·         Tawadu
3)      Husnuzan terhadap Sesama Manusia
·         Saling mengormati
·         Berbuat baik tehadap sesama
·         Generasi tua menyayangi generasi muda
·         Saling tolong-menolong dalam kebajikan

SUUDZAN
A. PENGERTIAN SUUDZAN

               Suuzon adalah bersangka buruk. Islam melarang umatnya dari berburuk sangka seperti dalam firman Allah,
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin lelaki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” [al Ahzab, 33:58]
               Ustaz Nor Amin ada menyebut dalam penulisannya yang bertajuk Husnuzon dan Suuzon, bahawa umat Islam juga perlu bersangka buruk dalam beberapa perkara. Contohnya soal keselamatan diri, apabila ternampak orang yang tak dikenali berkeliaran di persekitaran perumahan pada waktu malam. Ini bukan kita menuduh, tetapi kita mengambil sikap berjaga-jaga dari berlakunya musibah-musibah yang tidak diingini. Perbuatan bersangka buruk sebegini diharuskan, kerana ia menjaga keselamatan diri dan harta kita. Bersangka buruk terhadap prestasi pelajaran anak-anak, kerana mereka tidak membaca buku dan hanya main game dan menonton TV sahaja. Hasil dari sangka buruk tersebut, kita menghantar anak menghadiri kelas tusyen, kelas tambahan atau juga turut membantu dan membimbing mereka untuk meningkatkan prestasi anak tersebut.
               Maka di sini merupakan sangka buruk yang menguntungkan semua pihak. Antara lain adalah, bersangka buruk terhadap pokok besar atau semak di belakang rumah kita, yang akan mengundang kehadiran binatang liar seperti ular sawa, atau mungkin juga haiwan penyebar jangkitan kuman seperti tikus, maka dengan sangka buruk tersebut kita bergotong-royong dengan ahli keluarga untuk memotong pokok serta mencantas semak tersebut untuk menjaga keselamatan rumah dan nyawa keluarga kita. Maka bersangka buruk seperti ini juga diharuskan. Namun, walau apa pun, siapalah kita untuk menilai manusia. Hanya Allah berhak menilai manusia kerana hanya Dia yang mengetahui bisikan hati-hati ciptaan-Nya itu.
“Dan rahsiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” [al Mulk, 67:13]


Wednesday, September 20, 2017

MAKALAH THAHARAH





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Allah itu bersih dan suci. Untuk menemuinya, manusia harus terlebih dahulu bersuci atau disucikan. Allah mencintai sesuatu yang bersih dan suci. Dalam hukum Islam bersuci dan segala seluk beluknya adalah termasuk bagian ilmu dan amalan yang penting terutama karena diantaranya syarat-syarat sholat telah ditetapkan bahwa seseorang yang akan melaksanakan sholat, wajib suci dari hadas dan suci pula badan, pakaian dan tempatnya dari najis. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari sesuatu (barang) yang kotor dan najis sehingga thaharah dijadikan sebagai alat dan cara bagaimana mensucikan diri sendiri agar sah saat menjalankan ibadah.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan pengertian?
2.      Sebutkan pembagian thaharah?
3.      Sebutkan macam-macam air dan pembagiannya?
4.      Benda apa sajakah yang najis?
5.      Sebutkan pembagian najis?
6.      Bagaimana cara-cara bersuci dari hadas dan najis?

C.    TUJUAN
1.      Ingin mengetahui tentang thaharah.
2.      Ingin mengetahui pembagian thaharah.
3.      Ingin mengetahui macam-macam air dan pembagiannya.
4.      Ingin memahami benda-benda yang menyebabkan najis.
5.      Ingin mengetahui pembagian najis.
6.      Memahami cara-cara bersuci dari hadas dan najis.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    THAHARAH
1.      Pengertian Thaharah
Thaharah menurut bahasa ialah bersih dan bersuci dari segala kotoran, baik yang nyata seperti najis, maupun yang tidak nyata seperti aib. Menurut istilah para fuqaha’ berarti membersihkan diri dari hadas dan najis, seperti mandi berwudlu dan bertayammum. (Saifuddin Mujtaba’, 2003:1)
Suci dari hadas ialah dengan mengerjakan wudlu, mandi dan tayammum. Suci dari najis ialah menghilangkan najis yang ada di badan, tempat dan pakaian.
Urusan bersuci meliputi beberapa perkara sebagai berikut:
a.       Alat bersuci seperti air, tanah, dan sebagainya.
b.      Kaifiat (cara) bersuci.
c.       Macam dan jenis-jenis najis yang perlu disucikan.
d.      Benda yang wajib disucikan.
e.       Sebab-sebab atau keadaan yang menyebabkan wajib bersuci.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
Artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. 2:222)

Adapun thaharah dalam ilmu fiqh ialah:
a.       Menghilangkan najis.
b.      Berwudlu.
c.       Mandi.
d.      Tayammum.
Alat yang terpenting untuk bersuci ialah air. Jika tidak ada air maka tanah, batu dan sebagainya dijadikan sebagai alat pengganti air.

Macam-macam air
Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci ada tujuh macam:
1.      Air hujan.
2.      Air sungai.
3.      Air laut.
4.      Air dari mata air.
5.      Air sumur.
6.      Air salju.
7.      Air embun.

Pembagian air
Air tersebut dibagi menjadi 4, yaitu :
1.      Air mutlak (air yang suci dan mensucikan), yaitu air yang masih murni, dan tidak bercampur dengan sesuatu yang lain.
2.      Air musyammas (air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makhruh digunakan), yaitu air yang dipanaskan dengan terik matahari di tempat logam yang bukan emas.
3.      Air musta’mal (air suci tetapi tidak dapat mensucikan), yaitu air yang sudah digunakan untuk bersuci.
4.      Air mutanajis (air yang najis dan tidak dapat mensucikan), yaitu air telah kemasukan benda najis atau yang terkena najis.

2.      Macam-Macam Thaharah
a.      Bersuci dari dosa (bertaubat).
Bertaubat kepada Allah yang merupakan thaharah ruhaniah, juga sebagai metode mensucikan diri dari dosa-dosa yang besar maupun yang kecil kepada Allah. Jika dosa yang dimaksudkan berhubungan dengan manusia, sebelum bertaubat ia harus meminta maaf kepada semua orang yang disakitinya. Sebab Allah akan menerima taubat hamba-Nya secara langsung jika berhubungan dengan dosa-dosa yang menjadi hak Allah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
 Artinya :
“Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling maka sungguh Aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat)”.

Yang dimaksud dengan taubat nashuha adalah taubat yang sesungguhnya. Ciri-cirinya adalah:
a.       Menyesal dengan perbuatan yang telah dilakukan.
b.      Berjanji tidak akan mengulanginya.
c.       Selalu meminta ampunan kepada Allah dan berzikir.
d.      Berusaha terus menerus untuk memperbaiki diri dengan memperbanyak perbuatan baik dengan mengharap keridhoan dari Allah SWT.

b.      Bersuci menghilangkan najis.
Najis menurut bahasa ialah apa saja yang kotor, baik jiwa, benda maupun amal perbuatan. Sedangkan menurut fuqaha’ berarti kotoran (yang berbentuk zat) yang mengakibatkan sholat tidak sah.
2.1    Benda-benda najis
a)      Bangkai (kecuali bangkai ikan dan belalang)
b)      Darah
c)      Babi
d)     Khamer dan benda cair apapun yang memabukkan
e)      Anjing
f)       Kencing dan kotoran (tinja) manusia maupun binatang
g)      Susu binatang yang haram dimakan dagingnya
h)      Wadi dan madzi
i)        Muntahan dari perut

2.2     Macam-macam najis
Najis dibagi menjadi 3 bagian:
1.      Najis mukhaffafah (ringan), ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali ASI.
Cara mensucikannya, cukup dengan memercikkan air ke bagian yang terkena najis sampai bersih.
2.      Najis mutawassithah (sedang), ialah najis yang keluar dari kubul dan dubur manusia dan binatang, kecuali air mani.
Najis ini dibagi menjadi dua:
a.       Najis ‘ainiyah, ialah najis yang berwujud atau tampak.
b.      Najis hukmiyah, ialah najis yang tidak tampak seperti bekas kencing atau arak yang sudah kering dan sebagainya.
Cara mensucikannya, dibilas dengan air sehingga hilang semua sifatnya (bau, warna, rasa dan rupanya)
3.      Najis mughallazah (berat), ialah najis anjing dan babi.
Cara mensucikannya, lebih dulu dihilangkan wujud benda najis itu, kemudian dicuci dengan air bersih 7 kali dan salah satunya dicampur dengan debu.

2.3     Najis yang dimaafkan
1)      Bangkai binatang yang darahnya tidak mengalir seperti nyamuk, kutu, dan sebagainya.
2)      Najis yang sangat sedikit.
3)      Darah bisul dan sebangsanya.
4)      Kotoran binatang yang mengenai biji-bijian yang akan ditebar, kotoran binatang ternak yang mengenai susu ketika diperah.
5)      Kotoran ikan d dalam air.
6)      Darah yang mengenai tukang jagal.
7)      Darah yang masih ada pada daging.


c.       Bersuci dari hadas
Hadas menurut makna bahasa “peristiwa”. Sedangkan menurut syara’ adalah perkara yang dianggap mempengaruhi anggora-anggota tubuh sehingga menjadikan sholat dan pekerjaan-pekerjaan lain yang sehukum dengannya tidak sah karenanya, karena tidak ada sesuatu yang meringankan. Hadas dibagi menjadi dua :
1)      Hadas kecil, adalah perkara-perkara yang dianggap mempengaruhi empat anggota tubuh manusia yaitu wajah, dua tangan dan dua kaki. Lalu menjadikan sholat dan semisalnya tidak sah. Hadas kecil ini hilang dengan cara berwudlu.
2)      Hadas besar, adalah perkara yang dianggap mempengaruhi seluruh tubuh lalu menjadikan sholat dan pekerjaan-pekerjaan lain yang sehukum dengannya tidak sah. Hadas besar ini bisa hilang dengan cara mandi besar.

B.     WUDLU
1.      Pengertian Wudlu
Wudlu secara bahasa berarti keindahan dan kecerahan. Sedangkan menurut istilah syara’ bersuci dengan air dalam rangka menghilangkan hadas kecil yang terdapat pada wajah, kedua tangan, kepala dan kedua kaki disertai dengan niat.
2.      Rukun Wudlu
Antara lain:
a.       Niat
b.      Membasuh muka
c.       Membasuh dua tangan sampai siku
d.      Mengusap sebagian kepala
e.       Membasuh kaki sampai mata kaki
f.       Tertib, artinya urut.
3.      Sunnah Wudlu
a.       Membaca basmallah
b.      Membasuh tangan sampai pergelangan terlebih dahulu
c.       Berkumur-kumur
d.      Membersihkan hidung
e.       Menyela-nyela janggut yang tebal
f.       Mendahulukan anggota yang kanan
g.      Mengusap kepala
h.      Menyela-nyela jari tangan dan jari kaki
i.        Megusap kedua telinga
j.        Membasuh sampai tiga kali
k.      Berturut-turut
l.        Berdo’a sesudah wudlu
4.      Hal-hal yang membatalkan wudlu
a.       Keluarnya sesuatu dari dua jalan
b.      Tertidur dengan posisi tidak duduk yang tetap
c.       Hilangnya akal (gila, pingsan, mabuk dan sebagainya)
d.      Tersentuh kemaluan dengan telapak tangan
e.       Tersentuhnya kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan muhrim dan tidak beralas

C.    MANDI
1.      Pengertian
Mandi dalam bahasa arab al ghuslu artinya mengalirkan alir pada apa saja. Menurut pengertian syara’ berarti meratakan air yang suci pada seluruh tubuh disertai dengan niat. Pengertian lain ialah mengalirkan air ke seluruh tubuh baik yang berupa kulit, rambut, ataupun kuku dengan memakai niat tertentu. Mandi ini ada yang hukumnya wajib dan ada yang sunnah.
2.      Hal-hal yang mewajibkan mandi (mandi besar/ mandi wajib)
a.       Hubungan suami istri
b.      Mengeluarkan mani
c.       Mati
d.      Haid
e.       Nifas
f.        Wiladah (melahirkan)
3.      Rukun mandi
a.       Niat
b.      Menghilangkan najis bila terdapat pada badannya
c.       Meratakan air ke seluruh tubuh, baik berupa rambut maupun kulit
4.      Sunnah mandi
a.       Membaca basmallah
b.      Berwudlu sebelum mandi
c.       Menggosok badan dengan tangan
d.      Menyela-nyela pada rambut yang tebal
e.       Membasuh sampai tiga kali
f.       Berturut-turut
g.      Mendahulukan anggota yang kanan
h.      Memakai basahan

D.    TAYAMMUM
1.      Pengertian
Tayammum adalah salah satu cara bersuci, sebagai ganti berwudlu atau mandi apabila berhalangan memakai air. (Imam Zarkasyi, 1995:20)
2.      Syarat tayammum
a.      Islam
b.      Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu
c.      Berhalangan mengguankan air, misalnya karena sakit yang apabila menggunakan air akan kambuh sakitnya
d.      Telah masuk waktu shalat
e.      Dengan debu yang suci
f.       Bersih dari Haid dan Nifas
3.      Rukun tayammum
a.       Niat
b.      Mengusap muka dengan debu dari tangan yang baru dipukulkan atau diletakkan ke debu
c.       Mengusap kedua tangan sampai siku, dengan debu dari tangan yang baru dipukulkan atau diletakkan ke debu, jadi dua kali memukul.
d.      Tertib
4.      Sunnah tayammum
a.       Membaca basmallah
b.      Mendahulukan anggota kanan
c.       Menipiskan debu di telapak tangan
d.      Berturut-turut
5.      Hal-hal yang membatalkan tayammum
a.       Semua yang membatalkan wudlu
b.      Melihat air, bagi yang sebabnya ketiadaan air
c.       Karena murtad

E.     ISTINJA’
Apabila keluar kotoran dari salah satu dua jalan, wajib istinja’ dengan air atau dengan tiga buah batu, yang lebih baik mula-mula dengan batu atau sebagainya kemudian diikuti dengan air. (Sulaiman Rasjid, 1981:37)
Adab buang air:
1.      Sunnah mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke dalam kamar mandi, mendahulukan kaki kanan ketika keluar dari kamar mandi.
2.      Tidak berbicara selama ada di dalam kamar mandi.
3.      Memakai alas kaki.
4.      Hendaklah jauh dari orang sehingga bau kotoran tidak sampai kepadanya.
5.      Tidak buang air di air yang  tenang.
6.      Tidak buang air di lubang lubang tanah.
7.      Tidak buang air di tempat perhentian.

F.     HIKMAH BERSUCI
1.      Thaharah termasuk tuntutan fitrah.
2.      Memelihara kehormatan dan harga diri orang Islam.
3.      Memelihara kesehatan.
4.      Menghadap Allah dalam keadaan suci dan bersih.
5.      Thaharah berfungsi menghilangkan hadas dan najis juga berfungsi sebagai penghapus dosa kecil dan berhikmah membersihkan kotoran indrawi.






BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kebersihan yang sempurna menurut syara’ disebut thaharah, merupakan masalah yang sangat penting dalam beragama dan menjadi pangkal dalam beribadah yang menghantarkan manusia berhubungan dengan Allah SWT. Tidak ada cara bersuci yang lebih baik dari pada cara yang dilakukan oleh syarit Islam, karena syariat Islam menganjurkan manusia mandi dan berwudlu. Walaupun manusia masih dalam keadaan bersih, tapi ketika hendak melaksanakan sholat dan ibadah-ibadah lainnya yang mengharuskan berwudlu, begitu juga dia harus pula membuang kotoran pada diri dan tempat ibadahnya dan mensucikannya karena kotoran itu sangat menjijikkan bagi manusia