Friday, September 15, 2017

Pengertian Daur Biogeokimia Nitrogen, Karbon, Fosfor, Sulfur, dan Air

Pengertian Daur Biogeokimia Nitrogen, Karbon, Fosfor, Sulfur, dan Air
Pengertian Daur Biogeokimia adalah - Di alam ini banyak terdapat unsur-unsur kimia, baik yang terdapat dalam tubuh organisme, di air, dalam tanah maupun di batuan serta mineral. Unsur-unsur tersebut terikat dalam bentuk senyawa kimia, baik senyawa organik maupun senyawa anorganik. Melalui serangkaian organisme dan lingkungan fisik, unsur-unsur tersebut mengalami daur/siklus. Daur yang melibatkan unsur-unsur senyawa kimia dan mengalami perpindahan melalui serangkaian organisme inilah yang disebut daur biogeokimia.


Dalam bagian ini akan dibahas mengenal beberapa daur.
1. Daur Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan bagian terbesar penyusun gas dalam atmosfer bumi (sekitar 78%). Nitrogen di udara bebas tidak banyak bermanfaat bagi organisme. Oleh karena itu nitrogen bebas tersebut perlu difiksasi (ditambat) agar lebih dirasakan manfaatnya. Proses fiksasi nitrogen dari udara dapat berlangsung oleh kegiatan fiksasi industri (misalnya industri pupuk nitrogen), fiksasi oleh mikroorganisme baik secara simbiotik maupun nonsimbiotik (bakteri, alga biru), maupun fiksasi oleh peristiwa alam seperti kilat atau petir yang menyebabkan terbentuknya senyawa nitrat. Selanjutnya nitrat diserap oleh akar tumbuhan untuk digunakan dalam sintesis  asam amino, komponen pembentuk protein. Protein tumbuhandikonsumsi oleh hewan dan manusia, dan dikeluarkan lagi melalui feses, urin, ekskret bernitrogen lain.

Bersama dengan hewan dan tumbuhan mati, zat buangan bernitrogen tersebut akan mengalami pembusukan dan penguraian oleh bakteri dan fungi membentuk senyawa amoniak dan amonium. Oleh bakteri Nitrosomonas, Nitrosococcus amoniak dan amonium diubah menjadi nitrit. Proses perubahannya dinamakan nitritasi. Oleh bakteri Nitrobacter nitrit diubah menjadi nitrat, proses perubahannya dinamakan nitratasi. Gabungan dari nitritasi dan nitratasi dinamakan nitrifikasi. Senyawa nitrat tersebut akhirnya diserap kembali oleh akar tumbuhan.


Ada jenis bakteri yang mampu mengubah nitrat dalam tanah menjadi nitrogen bebas, yaitu bakteri Thiobacillus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans (keduanya disebut bakteri denitrifikasi). Proses perubahan nitrat dalamtanah menjadi nitrogen di udara bebas dinamakan denitrifikasi. Perubahan ini tentu sangat merugikan bagi kesuburan tanah.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU_4XE1R9DBKwLe60vxWxP3DD-evL5em2kRmeDv4AmGyKDJhS-Hen-jDMUJsaUwLnpx8mheEEjkSJzDTBOVRgLHE0K2NXhGVcgZZ-xc_nhilc80TqsogTLBfwH32iYqHQS_hIA5lZiPL86/s1600/Gambar+9.6+Daur+nitrogen.png
Gambar 9.6 Daur nitrogen

2. Daur Karbon (C)
Gas karbon dioksida (CO2 ) hanya terdapat sekitar 0,035% di atmosfer bumi. Kadar tersebut akan mengalami  peningkatan sejalan dengan pembebasan gas CO2 baik olehkegiatan manusia maupun oleh peristiwa alam. Gas tersebut berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi), pembakaran atau kebakaran hutan, aktivitas gunung api. Organisme produsen memanfaatkan CO2 udara untuk melakukan sintesis senyawa organik, baik melalui fotosintesis maupun kemosintesis. Senyawa organik hasil fotosintesis dimanfaatkan oleh organisme heterotrof (hewan, manusia) sebagai sumber energi. Melalui respirasi senyawa organik tersebut dibakar (dioksidasi), CO2 hasil pembakaran dibebaskan lagi ke udara. Selain sebagai sumber energi, senyawa organik tersebut sebagian disimpan dalam tubuh organisme. Jika organisme mati, senyawa karbon akan diuraikan dan diendapkan menjadi batuan karbonat dan kapur. Jika tersimpan dalam perut bumi dalam jangka waktu yang sangat lama, senyawa karbon sisa organisme mati dapat menghasilkan bahan bakar fosil (minyak bumi). Akhirnya oleh kegiatan manusia bahan bakar fosil tersebut kembali membebaskan CO 2 ke udara.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiy7Z9JE3DQ9NJWYzbxGtCRayOBpIw_wQL5kxJBwojSY81VPE-BhlI0oCsQVuEqf81twVh0KYzkvGdbNFoca1WVUxcUkYj2KDvfoEcfxV9R4nTtC_cSTsHh2u9XgRSaUdPamYbYAmPfDnR/s1600/Gambar+9.7+Daur+karbon.png
Gambar 9.7 Daur karbon


3. Daur Fosfor (P)
Fosfor merupakan unsur penting pembentuk asam nukleat, protein, Adenosin Tri Pospat (ATP), dan senyawa organik lain. Fosfor (P) tidak pernah ditemukan dalam bentuk gas, tapi dalam bentuk fosfor dalam tanah, fosfor dalam air tawar dan laut. Oleh organisme produsen, fosfor diserap dan dimanfaatkan untuk sintesis senyawa organik (protein, asam nukleat, ATP). Senyawa organik yang mengandung fosfor ini akhirnya berpindah ke konsumen. Protein dalam tubuh organisme digunakan untuk metabolisme dan membangun bagian-bagian tubuh. Jika organismenya mati, senyawa organik yang mengandung fosfor mengalami perombakan oleh pengurai, akhirnya fosfor kembali lagi ke tanah, air tawar dan laut. Fosfor dalam tanah terbawa oleh air, diendapkan di danau atau lautan membentuk batuan yang mengandung fosfor. Batuan fosfor tererosi menghasilkan tanah, akhirnya fosfor kembali ke tanah.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcw3o2nf5cgDCgOroL03Mdlg70lRQNk8b4WXRSvfctzEcT6a0y7zHSHAOq17FsFeA8XeNpdE11xe7ed2mUt83IDUFt9JvrXeKwf375fJNi5edMx4VfzQZjON1Bf0rx_S0zlBZ5VfLi6bSA/s1600/Gambar+9.8+Daur+fosfor.png
Gambar 9.8 Daur fosfor


4. Daur Sulfur ( S )
Sulfur banyak terdapat di kerak bumi. Sulfur dapat diserap oleh tumbuhan dalam bentuk sulfat. Sulfur diperlukan dalam sintesis senyawa protein. Sulfat dalam tanah diserapoleh tumbuhan, selanjutnya digunakan untuk sintesis protein. Melalui rantai makanan sulfur berpindah ke konsumen. Jika organisme mati, senyawa sulfur dalam organisme akan terurai secara aerob membentuk sulfat kembali, dan bila penguraian berlangsung secara anaerob menghasilkan gas sulfur dan sulfida. Gas sulfur dan sulfida juga berasal dari hasil reduksi senyawa sulfat secara anaerob oleh bakteri pereduksi sulfur. Oleh bakteri sulfur, gas sulfur dan sulfida di udara dioksidasimenghasilkan sulfur, selanjutnya sulfur dioksidasi lagi membentuk sulfat dalam tanah.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3brukK1RFjUM_0RvtPmc1wer2n3-m0aprETTnUC0st_PN6sqkunuIJtNb_nvVOe41gjNOBzPHTlCx0MgngfSaiYBpDGwj1dt9kHc1EP9bpVh4QSg5lboac-RAbklyi21PozL-JhSEKnxD/s320/Gambar+9.9+Daur+sulfur.png
Gambar 9.9 Daur sulfur



5. Daur Air
Air merupakan kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup. Tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan hidup tanpa adanya air. Air terdapat secara melimpah di laut, tetapi ketersediaannya relatif terbatas di daratan. Bagi tumbuhan, air merupakan salah satu faktor penting untuk fotosintesis, perkecambahan dan pertumbuhan, serta sarana transportasizat. Bagi hewan dan manusia, air merupakan faktor penting dalam melaksanakan transportasi zat.

Daur air disebut juga daur hidrologi. Secara garis besar daur hidrologi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu daur hidrologi pendek, daur hidrologi sedang, dan daur hidrologi panjang.

a. Daur hidrologi pendek
Air laut menguap, uap air naik ke udara lalu bersatu menjadi awan. Pada ketinggian tertentu awan mengalami kondensasi dan presipitasi menjadi titik-titik air, kemudian turun sebagai hujan. Pada daur hidrologi pendek ini terbentuknya awan dan hujan terjadi di atas laut, jadi hujan tidak mencapai daratan.

b. Daur hidrologi sedang
Air laut menguap, uap air naik ke udara dan terbawa angin sampai di atas daratan membentuk awan. Pada ketinggian tertentu awan mengalami kondensasi dan presipitasi membentuk titik-titik air, lalu turun sebagai hujan  di daratan. Sebagian air meresap ke dalam tanah, sebagianlain kembali ke laut melalui sungai.


c. Daur hidrologi panjang
Uap air yang berasal dari penguapan air laut, kolam,danau, sungai maupun hasil transpirasi tumbuhan naik ke udara, lalu bersatu menjadi awan. Awan terbawa oleh angin ke arah daratan dan pada jarak tertentu terhalang oleh pegunungan. Akhirnya awan mengalami kondensasi dan presipitasi menjadi titik-titik air dan turun sebagai hujan di atas pegunungan. Air hujan meresap ke tanah di pegunungan, lalu diserap oleh tumbuhan di pegunungan, sebagian  muncul sebagai mata air. Melalui sungai air mengalirkembali lagi ke laut.


Komponen-komponen ekosistem memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia dan makhluk hidup lain, di antaranya sebagai berikut.

1. Sebagai sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lain.
Misalnya produsen menyediakan bahan makanan bagi konsumen primer (herbivora), konsumen primer menyediakan makanan bagi konsumen sekunder (karnivora), dan seterusnya.

2. Berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang dinamis. Contohnya keberadaan harimau (karnivora) di suatu padang rumput untuk mencegah terjadinya ledakan populasi herbivora di wilayah tersebut, agar ketersediaanrumput selalu terjaga. Kehadiran predator dan parasitoid ikut mengontrol populasi hama agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.

3. Menjamin tetap berlangsungnya daur ulang sampah organik di ekosistem. Contohnya jamur dan bakteri pengurai berperan menguraikan sampah organik menjadi zat-zat anorganik yang sangat diperlukan bagi kehidupan tumbuhan dan sekaligus dapat mengatasi masalah sampah organik.

4. Sebagai sumber senyawa anorganik yang sangat diperlukan bagi kehidupan. Contohnya tanah merupakan sumber air dan unsur hara penting bagi kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup yang lain. Udara merupakan sumber CO2 untuk fotosintesis tumbuhan, juga sebagai sumber O2bagi semua makhluk hidup.

5. Membantu mengatasi permasalahan polusi. Misalnya tumbuhan menyerap CO2 udara untuk fotosintesis, menyediakan O2 bagi organisme lain.


Demikianlah beberapa peranan komponen ekosistem bagi kehidupan. Masih banyak manfaat lain yang belum tergali dan termanfaatkan dengan baik dan optimal. Ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk lebih nmengoptimalkan peran dan manfaat komponen ekosistem bagi kehidupan, disertai upaya pelestarian dan menjaga kesinambungannya agar memberi manfaat dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.


No comments:

Post a Comment